Macam-macam Kuliner di Palawan Puerto Princesa

Kuliner merupakan salah satu tujuan kita dalam berwisata, berikut kuliner rekomendasi ketika berkunjung ke Puerto Princesa menurut slot hacker 2022. Palawan mempunyai jalan masuk tersendiri menuju laut yang memengaruhi makanan khas yang ditawarkan di sepanjang provinsi itu. Mulai dari shipworm (binatang air asin sejenis moluska) yang diambil dari pohon bakau hingga siput sikad-sikad yang dipanen dan dipasarkan per kilogram, hamparan hidangan laut Palawan dievaluasi berlimpah dan eksotis oleh wisatawan yang baru pertama kali berkunjung.

Para pencinta masakan juga dapat memilih berbagai makanan nonlaut di Palawan – wine kelapa, kacang mete, dan ayam panggang khas Palawan yang disebut inato. Baca terus untuk mengintip apa yang ditawarkan Palawan untuk menu unik yang tak lazim dipilih kebanyakan orang. 

Ayam “Inato”


Ayam panggang khas Palawan disebut “inato” – komponen sayap dan kakinya diolesi minyak annatto dan dipanggang di atas arang dari sabut kelapa. Ayam yang telah matang mesti dicelupkan ke dalam cuka dicampur perasan calamansi dan potongan cabai, kemudian dimakan dengan pepaya dan nasi sebanyak yang Anda ingin.

Ayam inato juga lembut, juicy serta gurih dengan wangi-wangian asap – menu unggulan kaya rasa yang dapat Anda pesan dan makan di daerah terbuka di cafe-cafe di sepanjang Puerto Princesa, khususnya di Haim Chicken Inato.

“Tuba”


Minuman mengandung alkohol berbahan dasar kelapa ini merupakan minuman unggulan di antara masyarakat di kepulauan Visayas: minuman manis dan sedikit berbuih terbuat dari getah pohon kelapa. Tuba tak dapat bertahan lama – kalau tak dikonsumsi dalam waktu 24 jam, minumannya berubah menjadi minuman fermentasi yang lebih kuat yang disebut bahalina, kemudian berubah menjadi cuka.

Seni membikin tuba merupakan kerajinan yang nyaris punah, dilestarikan di sebagian kota kecil di sekitar Palawan. Bila Anda mujur, tur singkat Anda di Palawan akan membawa Anda ke sebagian kota daerah tuba dan bahalina masih diwujudkan penduduk lokal; mengingat sifatnya yang tak dapat bendung lama, Anda tak akan pernah menemukan tuba orisinil di pasar.

“Tamilok “


Pada zaman kapal masih terbuat dari kayu, shipworm ditakuti sebab kesanggupannya melubangi malah pakal kapal yang paling kuat sekali bahkan. Bagi warga Palawan mereka tak pernah dianggap menganggu: di Palawan, shipworm tamilok yang dipanen dari hutan bakau di pulau hal yang demikian umumnya usai di meja makan.

Jangan merasa jijik dengan wujudnya yang mirip cacing – tamilok sesungguhnya ialah spesies moluska (kerang) yang memakai cangkang tidak berfungsinya untuk menggerogoti kayu. Kinabuch\’s memperkenalkan tamilok mentah, atau digoreng garing apabila Anda tak berkeinginan menelan makanan yang seperti cacing berlendir.

“Sikad-sikad”


Canarium urceus merupakan sejenis siput laut yang ditemukan melimpah di sekitar hamparan pasir Palawan, dan penduduk lokal menyenangi merebusnya – bersama cangkang dan semuanya – dengan santan. Mengeluarkan sikad-sikad dari cangkangnya dapat amat susah; penduduk lokal memberi rekomendasi untuk memakai tikam gigi atau peniti untuk melepas dagingnya. Tiap cangkang berisi remis dan sisa daging kepiting yang empuk.

Sekiranya Anda menyangka memakan daging sekecil itu saja merepotkan, Anda salah kaprah soal sikad-sikad – kesusahan melepas dagingnya itu justru baru setengahnya dari asyiknya memakan sikad-sikad. Melimpahnya menu itu artinya Anda akan menemukannya hampir di tiap cafe di Palawan.

“Sisig” buaya


Sisig”ialah menu daging babi goreng yang umum ditemukan di bar-bar di sepanjang Filipina; rasanya yang pedas dan berminyak membikin sisig jadi menu yang pantas untuk sahabat minum minuman beralkohol. Di Palawan, sisig dihasilkan dari binatang lain yang biasa: buaya. Bar-bar seperti Kinabuch\’s memperoleh dagingnya dari Crocodile Farm di Puerto Princesa dan memasaknya menjadi menu yang disukai pelanggan bar.

Anda dapat pesan sisig buaya (dipotong kecil-kecil, digoreng dengan bawang dan cabai, dan dipersembahkan di atas hot plate); atau dengan gaya Bicol Express (direbus dengan santan dan cabai). Memakan buaya tak pernah terasa senikmat ini.

“Lato”


Rumput laut Caulerpa lentillifera yang baru dipanen – disebut lato di Palawan – merupakan makanan unggulan bagi semua warga pesisir di pulau ini. Bagaimana dapat tak disukai? Makanan ini tak perlu dimasak, tak perlu bumbu selain sedikit cuka, dan mempunyai rasa laut.

Lato dimakan pada hari yang sama dikala dipanen, dimakan sebagai makan ringan atau dicampur dalam salad dengan irisan tomat dan bawang, ditambah dressing cuka dan saus pedas ikan (bagoong). Kami sendiri lebih memilih memakannya tanpa apa-apa, dan di daerah yang sedekat mungkin dengan pasar.

Kacang mete


Pulau Palawan menyuplai 90 persen hasil panen kacang mete Filipina, memproduksi lebih dari 14 ribu ton kacang mete tiap tahun. Anda akan menemukannya dalam jumlah melimpah di warung pinggir jalan dan pasar di seluruh penjuru Palawan, disiapkan dengan beragam|bermacam-macam wujud: mentah, panggang, goreng atau sebagai bandi – karamel kacang yang dijadikan dikala dicampur dengan gula muscovado.(mu/ik)

BACA JUGA : ASAL NAMA PUERTO PRINCESA